Is Him My SoulMate ?
Author By Distiwan
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh...
Met sore temen2 ^_^ . Apa kabar semuanya? Lagi pada ngapain? Hari ini mau berbagi cerpen yang Disty buat beberapa hari lalu, but maybe kurang menarik. Disty cuma mau berbagi saja dengan temen2, yaa kali ja ada yang bisa kasih kritik N saran buat cerpen ini ^_^ . OK Slamat menikmati :P
“Ayah kenapa menjilati tanganku” entah sejak kapan Ayah Sera menjilati tangan anak gadisnya itu. Dan makin lama makin menikmatinya seolah-olah tangan anaknya itu seperti sebuah makanan.
Sera mulai ketakutan, sambil meronta-ronta dia hendak melepaskan tangannya dari sang Ayah. Namun apa daya tenaga dirinya tak cukup kuat untuk melawan ayahnya. Jangankan berhasil meloloskan tangannya menggerakkan badannya saja dia tidak kuat, dia betul-betul lemah dibanding sang ayah.
Dalam ketakutannya dia menyadari bahwa mata ayahnya mulai berubah. Iya, berubah menjadi merah. “Apa yang terjadi ? “ bantinnya bertanya-tanya.
Entah mengapa tiba-tiba saja tangannya terlepas dari genggaman sang ayah. Tanpa pikir panjang lagi Sera pun melarikan diri dari ayahnya, dari rumah tercintanya. Terus dan terus berlari menjauh dari sang ayah. Tentu saja ayahnya tidak berdiam diri begitu saja. Dia pun terus mengejar Sera.
Dia berteriak-teriak dan para tetangga pun mulai berdatangan dan membantunya untuk menjauhkan dirinya dari sang ayah yang kini makin brutal. Orang-orang yang bahkan menahan sang ayah malah terpental saat hendak menangkapnya. Sementara orang-orang yang tengah bersama Sera yang menemani dia untuk melarikan diri, juga mulai kelelahan. Mereka masuk ke sebuah rumah sang warga, namun rumah itu terkunci. Mereka mencoba membukanya dengan berbagai macam cara namun tak bisa terbuka. Kini sang ayah sudah semakin dekat, dengan mata merahnya yang kini makin membara.
Pada detik-detik yang menegangkan itu, pintu pun berhasil didobrak. Sera dan para warga lainnya masuk dengan tergesa-gesa. Kira-kira ada sekitar 6-7 orang warga yang ikut dalam penyelamatan Sera itu.
Mereka takut, mereka gemetar, begitu pun juga Sera. Ayah Sera makin dekat dan makin dekat dengan pintu. Para warga mencoba menutup dan menahan pintu itu dengan tangan serta badan mereka agar tidak terbuka. Namun tenaga mereka tidak cukup kuat. “Apa yang terjadi ? “ Sera membatin. "Padahal sudah jelas ayahnya hanya seorang diri dan para warga cukup banyak. Tapi mengapa pintunya mulai membuka akibat dorongan sang ayah ? “ . Sera makin takut.
Beberapa detik kemudian para warga terhempas bersama pintu rumah itu. Mereka jatuh bergelimpangan di lantai. Penuh dengan darah dan tubuh yang tak berdaya.
Kini Sera hanya tinggal pasrah melihat ayahnya dengan sangat takut yang makin lama makin mendekati dirinya.
Tiba-tiba semua nampak silau dimatanya dan Sera muncul disuatu tempat. Tampak seperti sebuah halaman sekolahnya saat SD (Sekolah Dasar) dulu. “Aku dimana ?“ Batinnya.
Dan sang ayah pun juga tiba-tiba muncul dari kejauhan. Sera mulai berlari lagi. Walau pun dia sendiri tidak tahu dia berada dimana. Dia terus berlari sambil berteriak-teriak minta tolong pada orang-orang disana. Namun tiada satu orang pun yang memperdulikannya. Didepannya dia melihat ada sekumpulan pemuda berpakaian hitam tengah duduk berjejeran. Dia berlari ke arahnya. Tapi tak ada satu pun yang mau menolongnya. Saat dia hendak pergi tiba-tiba ada yang menarik tangannya.
Sera berontak, karena dia berpikir bahwa orang itu adalah ayahnya. Orang itu pun makin keras menarik tangannya hingga Sera terduduk disamping orang itu. Nampak di depan matanya sosok seorang pemuda seusianya yang nampak gagah dengan jaket kulit hitamnya. Orang itu menatap jauh ke arah ayahnya.
“Tenanglah aku akan melindungimu” kata orang itu dengan tetap menggenggam tangan Sera dengan erat. Dag Dig Dug. Apa ini ? Jantung Sera mulai derdetak tak beraturan. Entah karena terpesona atau merasa lega karena ada yang mau menolongnya.
Ditengah pertengkaran hatinya tentang orang itu. Sang ayah tiba-tiba sudah berada dihadapan mereka. Sera kaget, dia ingin berdiri untuk melarikan diri. Namun pemuda itu tidak mau melepaskan tangannya. Dia malah berkata “ Tenang, kau aman bersamaku”
Ditengah kebingungannya dia pun tiba-tiba sudah berada ditempat yang asing lagi. Seperti sebuah gang yang luas. Disana ada pemuda itu lagi dan tangannya masih menggenggam erat tangan Sera.
Sementara diujung jalan sang ayah dengan pakaian hitamnya mulai melangkah ke arah mereka. Ada sesuatu yang berkilau dimata Sera. Sang ayah makin mendekat dan kini dia pun tahu bahwa yang terlihat berkilauan dengan jelas itu adalah gigi sang ayah. Seperti gigi taring yang sering dilihatnya difilm-film drakula. “Ada apa ini ? Kenapa ayahku mempunyai gigi taring ? “ gumamnya. “ Dia adalah seorang drakula “ kata pemuda tadi dengan mantap.
Tiba-tiba sang ayah mulai terbang ke arah mereka. Hendak menusuk mereka dengan kuku-kuku tangannya yang entah bagaimana muncul, sangat panjang dan tajam. Disaat sang ayah makin dekat…makin dekat…
“Tidak…..” Sera terduduk. Kini dia berada di tempat lain lagi. Namun dia tidak asing dengan tempat itu. Dia menengok ke kanan-kiri. Ini kamarku. “Kenapa aku ada disini ?” . Dengan segera dia mulai keluar kamar mencari-cari sang ayah. Di meja makan dia menemukan sang ayah tengah menyantap makanannya dengan lahap dan tentu saja tanpa ada mata merah dan gigi taring layaknya seorang drakula.
Spontan dia pun sadar kalau itu cuma mimpi. “Tapi siapa orang itu ? “ tanyanya dalam hati ketika mengenang mimpi yang baru saja dia alami. Tanpa sadar jantungnya mulai berdetak lagi. Perasaannya dimimpi itu persis sama dengan mimpi dahulu. Dimana saat itu dia melihat seorang pemuda dengan pakaian hitamnya tengah membelakanginya. Dalam keadaan yang remang-remang dia tidak dapat melihat dengan jelas wajah pemuda itu. Namun kenapa dia merasa yakin bahwa pemuda pada mimpinya tadi adalah orang yang sama dengan pemuda yang ada pada mimpi sebelumnya. Suaranya…Sera pun mulai mengenang suara pemuda itu yang terasa jelas ditelinganya. Begitu merdu, begitu tenang serta dewasa.
“Iya orang itu !!!” tiba-tiba dia mulai ingat kalau dia pernah bertemu dengan pemuda itu beberapa kali di sekolahnya. Saat mereka bertemu pemuda itu selalu tersenyum padanya. “Siapa pemuda itu ? Kenapa dia ada dalam mimpiku ? padahal biasanya aku tidak pernah memimpikan orang yang tidak begitu akrab denganku. Dan ada apa dengan hatiku, kenapa dari tadi terus saja berdetak tak menentu saat aku mengingatnya ?". Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan dalam benak Sera. Dan tentu saja dia sendiri tidak tahu jawabannya.
Keesokan harinya disekolah, Sera menceritakan tentang mimpinya itu pada sobat karibnya Lely. Dengan rasa penasaran dan antusias sobatnya mendengarkan mimpinya dengan mata berbinar-binar. Setelah Sera selesai menceritakan tentang pemuda itu. Lely hanya tersenyum nakal pada Sera. “Jatuh Cinta…Aku Jatuh Cinta…Cinta kepadamu…Sang penyelamat jiwaku…Walaupun dalam mimpi … “Lely menyanyikan lagu salah satu band favoritnya dengan mengubah sedikit liriknya, sambil tertawa menggoda Sera.
“Huuuuuu, kamu neh aku kan lagi serius. Jangan becanda gitu donk “ Sera mulai merajuk. “Hahahhhaa” Lely hanya tertawa. “BTW siapa orangnya Ser ?” tanya Lely penasaran. “Aku juga gak begitu inget siapa dia, tapi sepertinya aku pernah bertemu dengannya di sekolah ini” jawab Sera dengan yakin.
Hari-hari pun berlalu tanpa ada jejak dari sang pemuda dalam mimpi Sera. "Dimana aku bisa bertemu dengan pemuda dalam mimpiku waktu itu ? " katanya seraya menghela napas panjang. Kini Sera telah berada dipenghujung hari akhir sekolahnya. Iya Sera sedang berada dalam acara perpisahan dirinya, perpisahan siswa - siswi kelas 3.
Sambil menatap ke sekelilingnya, dia pun tersenyum sambil berkata "Ya, jika dia benar adalah Soulmate-ku tentu saja dia tidak akan kemana-mana bukan ?" . Kemudian Sera pun ikut bergabung dengan teman-temannya untuk mempersiapkan acara perpisahan mereka. Tamat ^_^
Smoga bisa menghibur temen2 ^_^, wassalam
ayahnya jadi drakula, wkwkwk, ternyata cuma mimpi, hufft, jadi ikut tegang :D
BalasHapusmenarik sekali certanya, saya suka :)
@Ladida : thank you ^_^
BalasHapus